Kelas : 4KA49
NPM : 1B115175
Tugas 1 softskill ilmu budaya dasar
I. Pendahuluan
kasus
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya
mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan
dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir
masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang
dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka,
kepercayaan, dan ideologi yang mereka anut. Tentu saja pada kenyataannya budaya
antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari
perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka.
Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan
komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, disini
akan membahas perbedaan budaya padang dan budaya papua. Dimana cara berbicara,
khas makanan, dan arsitektur rumahnya ada perbedaannya.
II. Teori
1. Padang
Kota
Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau
Sumatera sekaligus ibu
kota dari provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Kota ini merupakan pintu gerbang barat
Indonesia dari Samudra
Hindia. Padang
memiliki wilayah seluas 694,96 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi
perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 mdpl. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Padang tahun 2014, kota ini memiliki
jumlah penduduksebanyak 1.000.096 jiwa. Padang merupakan
kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan Palapa.
a. Cara
berbicara padang
Cara
berbicara bahasa Padang sangat mudah, karena banyak kata yang sama dengan
bahasa Melayu versi Indonesia. Hanya saja kata-kata itu mengalami semacam
penggubahan sesuai dialek mereka. Kalau Anda sering melihat film dan ada
karakter orang Padang disitu, yang Anda paling ingat mungkin pemakaian huruf O
yang kerap muncul. Bahasa Padang mengubah kata dalam bahasa Indonesia yang
berakhiran A menjadi berakhiran O. Contoh: Cara = Caro, Belanja = Balanjo, Suka = Suko. Pengubahan –at menjadi –ek. Sebagian besar kata dalam bahasa Indonesia yang berakhiran –at berubah
menjadi berakhiran –ek dalam bahasa Padang. Bunyikan –ek seperti mengucapkan
“mbek” dalam kata “Lembek” dan lain lain.
b. Masakan khas Padang
Masakan Padang termasuk jenis masakan yang dapat dihidangkan kapan pun.
masakan Padang menawarkan keanekaragaman jenis masakan seperti rendang, gulai tunjang, gulai gajebo, soto Padang, dendeng balado, ayam pop, dan gulai kepala ikan kakap disertai Samba Lado (dikenal sebagai Sambal Balado di daerah jawa). Banyak rumah makan
Padang yang masih mengimpor bahan dari ranah Minang, misalnya mendatangkan ikan bilis asli dari Sumatera Barat. Pengelola
rumah makan Padang juga mempertahankan keaslian rasa masakan Minang dengan
menggunakan juru masak yang berasal dari Sumatera Barat. Atau setidaknya mereka
meminta bantuan orang dari Sumatera Barat untuk menjaga kualitas dan cita rasa
masakan.
Beberapa pengelola rumah makan perlu mempertimbangkan kemampuan lidah
konsumen di luar komunitas Minang, apalagi orang asing, misalnya mengurangi
tingkat kepedasan. Dari beberapa
jenis masakan Minang yang di sebutkan di atas, masakan lainnya seperti Ayam dan
Itik lado ijau, baluik lado ijau (belut goreng cabe hijau), samba lado pukek,
samba lado tanak, tidak kalah populernya dan juga diminati banyak orang. Banyak
wisatawan asing yang berkunjung ke restoran-restoran Minang untuk mecoba
kelezatan masakan Minangkabau.
c. Arsitektur rumah Padang
Dari sisi arsitektur bangunan yang ada di Kota Padang saat ini berada
dalam transformasi penemuan kembali tradisi dalam bentuk ekspresi arsitektur
modern tetapi tradisional. Kota
ini secara umum mampu mengimbangi perkembangan bentuk arsitektur impor yang
terus muncul di setiap kota di Indonesia dengan seni arsitektur tradisionalnya. Hal ini juga terlihat selain pada
bangunan dijumpai juga bermacam gapura pada beberapa ruas jalan dengan ciri
khas atap gonjong. Gonjong ini merupakan salah satu
bagian simbol etnik, merepresentasikan makna filosofi Minangkabau yang terabstrasikan ke dalam bentuk
bangunan.
2. Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian
tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua
dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003
dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 km persegi dan
merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan terbesar pertama di Indonesia.
a.
Cara
berbicara papua
Cara berbicara
papua atau logat berbicaranya adalah lafal dan intonasi dalam berkomunikasi
secara lantang, keras, dan unik cara berbicaranya. Disini akan bahas sedikit
cara bahasa papua kata atau imbuhan “e” atau “eh” biasa di gunakan untuk kata
ganti “yah” di akhir kalimat.
b.
Masakan
khas papua
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan
bahan dasar dalam berbagai makanan. Sagu
bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal
di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di
Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika. Papeda merupakan salah satu sajian
khas sagu yang jarang ditemukan. Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua,
Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam
tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.Pada
umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol. Namun, papeda dapat juga
dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah,
bubara, hingga ikan kue. Selain
kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo
yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya
muda dan cabai merah.
Bentuk Arsitektur tradisional Papua umumnya, masih pada taraf
dimana manusia/penduduk benar-benar memanfaatkan segala sesuatu yang disiapkan
oleh alam.
Sehingga konsep ini memang( adochis ) kesederahanaan arsitektur menjadi sesuatu
yang sangat mendasar, karena segala sesuatu yang digunakan memang terinspirasi
dari alam serta disediakan oleh alam dan merupakan nilai originil yang tetap
terjaga. Dipapua setiap suku memiliki ragam/khasanah budaya arsitektur yang
bebeda sesuai dengan situasi dan kondisinya, akibatnya lahir karya-karya
arsitektur yang sangat luar biasa dengan lagam yang berbeda.
2 III. Analisis
Pada
analisis ini dapat disimpulkan antara budaya orang padang dan orang papua dimana
:
a. Cara berbicara
Orang padang biasanya berlogat lantang dan cepat
berbicaranya, di akhir kata biasanya di akhiri dengan huruf (o) sedangkan orang papua berlogat ada lembutnya
namun bisa lantang juga, di akhir kata biasanya di akhiri dengan huruf (e).
b. Makanan khas
Orang padang suka makanan yang bersantan, sedangkan orang
papua suka makanan yang di bakar seperti sagu di bakar.
c. Arsitektur rumah
Dari
sisi arsitektur bangunan yang ada di Kota Padang adalah dalam bentuk ekspresi arsitektur
modern tetapi tradisional dengan ciri khas atap gonjong. Sedangkan bentuk arsitektur tradisional Papua umumnya, masih pada taraf
dimana manusia/penduduk benar-benar memanfaatkan segala sesuatu yang disiapkan
oleh alam seperti dari jerami.
IV. Refrensi
[1] Prof. Dr. I
Wayan Dana, SST., M.Hum. “ Paruman barong di pura puncak padang dawa baturiti
tabanan: perspektif kajian budaya”
[2] Rachmawati, Mila, Sukses Bisnis Rumah Makan
Padang, Niaga Swadaya,
[3] Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner
Tradisional, hlm 87, Elex Media Komputindo.
[4] P. Nas, Martien de Vletter, (2009), Masa lalu dalam masa kini:
arsitektur di Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama.
[5] Davis, Nanette J. 1980. “Budaya dan tanah adat orang
moni di distrik sugapa, papua”.
[6] Indah, Dewi, (2010), Kuliner Tradisional Papua.