Minggu, 06 Maret 2016

tugas 1 - ilmu budaya dasar (softskill)

Nama : Ratu Anna Soraya
Kelas : 4KA49
NPM : 1B115175
Tugas 1 softskill ilmu budaya dasar

I. Pendahuluan kasus

Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideologi yang mereka anut. Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, disini akan membahas perbedaan budaya padang dan budaya papua. Dimana cara berbicara, khas makanan, dan arsitektur rumahnya ada perbedaannya.

II. Teori

1.  Padang

Kota Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera sekaligus ibu kota dari provinsi Sumatera BaratIndonesia. Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia.  Padang memiliki wilayah seluas 694,96 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 mdpl. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Padang tahun 2014, kota ini memiliki jumlah penduduksebanyak 1.000.096 jiwa. Padang merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan Palapa.

a.  Cara berbicara padang
Cara berbicara bahasa Padang sangat mudah, karena banyak kata yang sama dengan bahasa Melayu versi Indonesia. Hanya saja kata-kata itu mengalami semacam penggubahan sesuai dialek mereka. Kalau Anda sering melihat film dan ada karakter orang Padang disitu, yang Anda paling ingat mungkin pemakaian huruf O yang kerap muncul. Bahasa Padang mengubah kata dalam bahasa Indonesia yang berakhiran A menjadi berakhiran O. Contoh: Cara = Caro, Belanja = Balanjo, Suka = Suko. Pengubahan –at menjadi –ek. Sebagian besar kata dalam bahasa Indonesia yang berakhiran –at berubah menjadi berakhiran –ek dalam bahasa Padang. Bunyikan –ek seperti mengucapkan “mbek” dalam kata “Lembek” dan lain lain.

b.  Masakan khas Padang
Masakan Padang termasuk jenis masakan yang dapat dihidangkan kapan pun. masakan Padang menawarkan keanekaragaman jenis masakan seperti rendang, gulai tunjang, gulai gajebo, soto Padang, dendeng balado, ayam pop, dan gulai kepala ikan kakap disertai Samba Lado (dikenal sebagai Sambal Balado di daerah jawa). Banyak rumah makan Padang yang masih mengimpor bahan dari ranah Minang, misalnya mendatangkan ikan bilis asli dari Sumatera Barat. Pengelola rumah makan Padang juga mempertahankan keaslian rasa masakan Minang dengan menggunakan juru masak yang berasal dari Sumatera Barat. Atau setidaknya mereka meminta bantuan orang dari Sumatera Barat untuk menjaga kualitas dan cita rasa masakan.
Beberapa pengelola rumah makan perlu mempertimbangkan kemampuan lidah konsumen di luar komunitas Minang, apalagi orang asing, misalnya mengurangi tingkat kepedasan. Dari beberapa jenis masakan Minang yang di sebutkan di atas, masakan lainnya seperti Ayam dan Itik lado ijau, baluik lado ijau (belut goreng cabe hijau), samba lado pukek, samba lado tanak, tidak kalah populernya dan juga diminati banyak orang. Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke restoran-restoran Minang untuk mecoba kelezatan masakan Minangkabau.
c.  Arsitektur  rumah Padang
Dari sisi arsitektur bangunan yang ada di Kota Padang saat ini berada dalam transformasi penemuan kembali tradisi dalam bentuk ekspresi arsitektur modern tetapi tradisional. Kota ini secara umum mampu mengimbangi perkembangan bentuk arsitektur impor yang terus muncul di setiap kota di Indonesia dengan seni arsitektur tradisionalnya. Hal ini juga terlihat selain pada bangunan dijumpai juga bermacam gapura pada beberapa ruas jalan dengan ciri khas atap gonjong. Gonjong ini merupakan salah satu bagian simbol etnik, merepresentasikan makna filosofi Minangkabau yang terabstrasikan ke dalam bentuk bangunan. 

   2. Papua

Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan terbesar pertama di Indonesia.

a.       Cara berbicara papua

Cara berbicara papua atau logat berbicaranya adalah lafal dan intonasi dalam berkomunikasi secara lantang, keras, dan unik cara berbicaranya. Disini akan bahas sedikit cara bahasa papua kata atau imbuhan “e” atau “eh” biasa di gunakan untuk kata ganti “yah” di akhir kalimat.

b.      Masakan khas papua

Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan. Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika. Papeda merupakan salah satu sajian khas sagu yang jarang ditemukan. Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol. Namun, papeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue. Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan cabai merah.
 c.       Aristektur  rumah Papua
Bentuk Arsitektur tradisional Papua umumnya, masih pada taraf dimana manusia/penduduk benar-benar memanfaatkan segala sesuatu yang disiapkan oleh alam. Sehingga konsep ini memang( adochis ) kesederahanaan arsitektur menjadi sesuatu yang sangat mendasar, karena segala sesuatu yang digunakan memang terinspirasi dari alam serta disediakan oleh alam dan merupakan nilai originil yang tetap terjaga. Dipapua setiap suku memiliki ragam/khasanah budaya arsitektur yang bebeda sesuai dengan situasi dan kondisinya, akibatnya lahir karya-karya arsitektur yang sangat luar biasa dengan lagam yang berbeda.

2       III Analisis

Pada analisis ini dapat disimpulkan antara budaya orang padang dan orang papua dimana :

     a.  Cara berbicara
Orang padang biasanya berlogat lantang dan cepat berbicaranya, di akhir kata biasanya di akhiri dengan huruf (o)  sedangkan orang papua berlogat ada lembutnya namun bisa lantang juga, di akhir kata biasanya di akhiri dengan huruf (e).

     b. Makanan khas
Orang padang suka makanan yang bersantan, sedangkan orang papua suka makanan yang di bakar seperti sagu di bakar.
  
     c. Arsitektur rumah
Dari sisi arsitektur bangunan yang ada di Kota Padang  adalah dalam bentuk ekspresi arsitektur modern tetapi tradisional dengan ciri khas atap gonjong. Sedangkan bentuk arsitektur tradisional Papua umumnya, masih pada taraf dimana manusia/penduduk benar-benar memanfaatkan segala sesuatu yang disiapkan oleh alam seperti dari jerami.

          IVRefrensi

[1] Prof. Dr. I Wayan Dana, SST., M.Hum. “ Paruman barong di pura puncak padang dawa baturiti tabanan: perspektif kajian budaya”

[2] Rachmawati, Mila, Sukses Bisnis Rumah Makan Padang, Niaga Swadaya, 

[3] Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 87, Elex Media Komputindo.

[4] P. Nas, Martien de Vletter, (2009), Masa lalu dalam masa kini: arsitektur di Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama.

[5] Davis, Nanette J. 1980. “Budaya dan tanah adat orang moni di distrik sugapa, papua”.


[6] Indah, Dewi, (2010), Kuliner Tradisional Papua.